Rabu, 24 Desember 2008

Jerit Hati Seorang Roy Suryo

Roy Suryo Versus Bloggers


KRMT Roy Suryo Notodiprojo atau sering dipanggil Roy Suryo (lahir di Yogyakarta, 18 Juli 1968) adalah seorang pengurus Partai Demokrat di bidang Komunikasi dan Informatika. Roy kerap menjadi narasumber di berbagai media massa Indonesia untuk bidang teknologi informasi, fotografi, dan multimedia. Roy pernah menjadi pembawa acara e-Lifestyle di Metro TV selama lima tahun.

Oleh media massa Indonesia ia sering dijuluki sebagai pakar informatika, multimedia, dan telematika.

Roy Suryo menyelesaikan kuliah pada Jurusan Ilmu Komunikasi UGM (1991-2001), kemudian mengajar di Jurusan Seni Media Rekam Institut Seni Indonesia tahun 1994-2004. Ia juga pernah tercatat sebagai pengajar tamu di Program D-3 Komunikasi UGM, mengajar fotografi untuk beberapa semester namun tidak berstatus sebagai dosen tetap UGM.

Roy Suryo sering meraih penghargaan dari lomba fotografi tingkat nasional serta penghargaan dari berbagai pihak, di antaranya dari Kadin bidang Telematika, Menteri Perhubungan Agum Gumelar, Majalah Trend Digital, Telkomsel, dan Garuda Indonesia. Selain di bidang Telematika, ia juga ikut dalam kepengurusan Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia, Federasi Perkumpulan Seni Foto Indonesia, juga tercatat sebagai salah satu konsultan teknis di situs resmi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Terakhir Ia tercatat sebagai ketua departemen komunikasi dan informasi di Partai Demokrat dan penanggung jawab redaksi di situs resmi Partai Demokrat.


Kontroversi

Banyak pihak yang meragukan julukan pakar yang dimilikinya. Bahkan beberapa media sering mengutip pernyataannya tanpa memeriksa ulang kebenarannya secara akademis. Sehingga beberapa pihak berinisiatif untuk membuat situs roysuryowatch yang berisi kritik dan analisa atas komentar-komentarnya di media massa, blog Pesan Cinta Blogger Indonesia, dan Blogger dan hacker. Namun saat ini situs roysuryowatch telah mati.

Keraguan ini semakin bertambah sejak dikeluarkannya Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik, dikarenakan berbagai komentar Roy Suryo yang menuduh bahwa defacing situs-situs pemerintah dilakukan oleh para blogger dan hacker, menunjukkan bahwa ia bahkan tidak mengerti bahwa blogger hanyalah istilah yang dipakai untuk orang-orang yang menulis catatan harian di internet dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan defacing atau tindak pembobolan website lain. Perseteruan Roy Suryo dengan para blogger meruncing setelah dia mengatakan bahwa blogger adalah tukang tipu.


Musuh Besar Blogger dan Hacker

Genderang perang antara “kalangan blogger” dengan Roy ditabuh pertama sekali oleh Roy, yaitu dengan mengatakan bahwa blog adalah tren media sesaat dan tulisan bloger tidak bisa dipercaya.

Roy Suryo kepada Harian Media Indonesia mengatakan, “Yang patut dikhawatirkan adalah tindakan para blogger negatif tersebut bisa merugikan pemerintah dan siapa saja yang menjadi korban mereka.” Sebelumnya kepada Detik dia juga berkata bahwa bloger adalah tukang bohong, penipu, dan tidak bisa dipercaya

Para Blogger menyatakan ke-tersinggungannya atas kesimpulan Roy tersebut. Mereka menilai Roy hanya melihat kondisi suatu kasus dari sudut pandang yang sempit. Sebagai pakar TI yang sudah sering tampil di televisi, radio, dan koran-koran, seharusnya Roy Suryo sudah tahu bahwa justru weblog adalah tren media yang sedang naik daun. Bahkan seorang konglomerat media sekelas Rupert Murdoch telah menyatakan, beberapa tahun ke depan media konvensional seperti koran dan tivi tidak akan lagi mendominasi opini public, dan media online, termasuk blog, sedang mengambil-alih pembentukan opini public. Surat Kabar akan ditimpa media internet.Sejak pendapatnya itu, telah banyak koran menjadi lebih serius membuat dan meningkatkan mutu situsnya.


Lagu Indonesia Raya asli

Media mencatat bahwa pada 4 Agustus 2007 Roy Suryo mengklaim menemukan lagu Indonesia Raya yang lebih lengkap daripada yang selama ini digunakan melalui kerjasama penelitian dengan Tim Air Putih. Pada 6 Agustus 2007, ditambahkan pernyataan bahwa ia meneliti sekaligus tiga versi lagu Indonesia Raya.

Namun kemudian diklarifikasi bahwa temuan tersebut bukanlah lagu Indonesia Raya asli. Lagu sebenarnya direkam oleh Perusahaan Piringan Hitam Populer, Pasarbaru milik Yo Kim Chan yang belum ditemukan hingga sekarang. Pada 6 Agustus 2007, Tim Air Putih juga membantah Roy Suryo sebagai pihak yang pertama meneliti dan menemukan lagu teresebut. Roy Suryo juga tidak diakui sebagai pihak yang bekerjasama dengan tim ini dalam meneliti hal tersebut. Roy Suryo menganggap bahwa penolakan tersebut tidak berasal dari sumber yang bisa dipercaya. Namun pada tanggal 7 Agustus 2007, salah seorang anggota Tim Air Putih mengklarifikasi secara tertulis kepada media bahwa mereka memang bekerjasama dengan Roy Suryo untuk berhubungan dengan pemerintah.

Sebuah stasiun televisi lokal Surabaya, JTV, diberitakan telah menayangkan video lagu kebangsaan Indonesia Raya tersebut sebagai bagian dari isi program dokumenter selama 3 tahun sejak 2004. Video tersebut juga telah berada di YouTube sejak Desember 2006, jauh sebelum kontroversi yang timbul akibat klaim penemuan oleh Roy Suryo muncul di media massa.


Kepakaran yang Diragukan

Pada tanggal 25 September 2008 untuk pertama kalinya kepakaran Roy Suryo dipertanyakan di depan lembaga hukum. Situs berita detik memberitakan bahwa Assegaf, pengacara Habieb Rizieq, keberatan jika Roy Suryo sebagai saksi ahli telematika dalam kasus tragedi Monas. Assegaf menegaskan bahwa latar belakang pendidikan Roy Suryo dari fakultas ilmu sosial dan politik tidak ada kaitannya dengan telematika. Ditambah pula pihaknya belum pernah menemukan tesis ilmiah Roy Suryo di bidang Telematika. Habib Rizieq pun menuduh Roy Suryo sebagai plagiator pada kasus klaim penemuan Lagu Indonesia Raya 3 Stanza, sehingga kapasitas kepakarannya sangat diragukan.


Tak Suka Di Koreksi

Kebanyakan praktisi IT tidak menyukai Roy. Karena, Roy Suryo ini tidak suka dikoreksi! Debat tentang metadata beberapa tahun yang lalu adalah titik awal perseturuan antara praktisi IT dengan Roy Suryo yang menganggap dirinya lebih pintar dari mereka. Padahal Roy Suryo tidak memiliki background IT sama sekali dan tidak mau mendengar penjelasan mereka yang sudah lama bergelut di bidang IT.


Admin Berkata: Mengapa Roy Suryo.?

Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. dimana masyarakat awam sering tergelincir akibat kuat dan cepat nya Teknologi. ini lah yang merangsang pergerakan "penyalah gunaan Teknologi".

Banyak nya kasus penipuan dengan mediasi teknologi, penyimpangan-penyimpangan akhlak manusia, ikut serta dalam lingkaran "teknologi modern". Peran aparat kepolisian pun di nilai hanya fokus di bidang “Penyakit Masyarakat” dan belum masuk ke sentral “Penyakit Teknologi”. Memang, dalam teknologi kita butuh suatu keseimbangan . baik atau jahatnya peran teknologi di tengah masyarakat, tergantung siapa yang mengartikannya. Seorang Roy Suryo, dengan kepeduliannya, masuk dalam urusan "keamanan teknologi". Dan memproklamirkan diri nya sebagai “Pakar Telematika”. Dari hati saya yang paling dalam, saya mengucapkan banyak terima kasih. Profesi Roy Suryo dapat di kategorikan sebagai wujud kepedulian masyarakat.

Namun, seorang roy suryo yang juga seorang manusia biasa, lupa akan beberapa hal, bahwa didalam teknologi itu sendiri terdapat banyak komunitas. Komunitas satu dengan yang lain, tidak bisa dilihat dikatakan suatu gerakan yang sama. Mereka punya interaksi berbeda. Sebelum Roy Suryo masuk "DapurMaya", laris manis dan menjadi selebritis, sudah banyak komunitas teknologi bercokol. apakah mereka men-spesialisasi-kan komunitas mereka..? apakah mereka meng-klaim bahwa mereka lebih pintar dari yang lain, tentu tidak, seorang Bill Gates sendiri tidak pernah gusar terhadap sekelompok komunitas pembuat Virus yang bisa menyerang sistem windows nya. Apalagi seorang Steve Jobs, yang membiarkan teknologi interface machintosnya dicuri oleh Bill Gates.

Di Amerika Serikat sendiri, negara dengan pers paling bermutu, bloger bahkan telah diakui posisinya sebagai bagian dari pers. Di sana bloger diberi akses meliput ke lembaga-lembaga pemerintah. Memang tidak otomatis semua bloger adalah wartawan, tapi bloger bisa jadi wartawan.

Di Malaysia, blogger memainkan peran yang fenomenal dalam Pilihan Raya Umum (Pemilu) baru-baru ini, sehingga perolehan suara oposisi meningkat secara drastis. Bahkan seorang blogger kawakan di sana, Jeff Ooi berhasil memenangkan kursi DPR. Pendek kata, blogger/blog adalah lokomotif reformasi di Malaysia dengan Anwar Ibrahim sebagai panglimanya.

Dan tak dapat Dipungkiri, Seorang Roy Suryo lupa bahwa Komunitas Dunia Maya khususnya Bloggers bersifat…

Open Source dan Open Mind

0 komentar: